Jumat, 06 September 2013

NENEK ITU....!!!!



Wanita tua itu duduk termangu diperempatan jalan dekat rumah ku, tubuhnya layu dan kumuh, tak terawat, matanya pun sayu menatap kehidupan yang begitu tak bersahabat dengannya. Wanita tua itu pun menengadahkan telapak tangannya meminta sesuap nasi untuk menjanggal perut yang mungkin sudah dari semalam belum makan. Kelihatan ketika wanita tua itu memegangi perutnya dengan gemetar.
“Nak … nenek lapar, dari semalam nenek belum makan nak !!!” nenek itu berkata padaku ketika aku berjalan didepannya. Aku tak tahan melihat nenek itu menengadahkan tangannya untuk meminta makan padaku, begitu durhakanya seorang anak menelantarkan orang tuanya dipinggir jalan.
“Nek … maaf ya nek, aku ngak punya uang, tapi nenek ikut aku kerumah ya!! Dirumah banyak makanan koq, nenek boleh makan dirumah aku!!” seru ku mengajak nenek itu kerumah aku. Aku pun memapah nenek itu berjalan kerumah.
Dirumah, aku mendapati banyak makanan, memang hari ini Mama sengaja memasak, katanya sich Papa dan Mama mau berangkat dinas ke luar kota dan masakan ini supaya aku tidak kelaparan nantinya. Aku bawa Nenek itu ke ruang makan dan mempersilahkannya untuk mengambil makanan yang ia suka.
“Nek … makan dulu ya, Nenek kan lapar!! Maaf ya nek makanannya seadanya saja!!”
“Tidak apa koq Nak, yang penting Nenek sudah makan!!”seru Nenek itu sambil menyuap satu persatu makanan ke dalam mulutnya. Aku hanya tersenyum melihatnya.
Dulu aku juga mempunyai seorang nenek, aku benar-benar sangat menyayanginya. Nenek selalu menemani aku dirumah, bermain, dan juga sering bercerita pada aku tentang masa kecilnya. Waktu aku sakit Nenek juga yang merawat aku dengan teliti hingga aku sembuh. Tapi entah kenapa Tuhan mengambilnya begitu cepat Nenek pergi meninggalkan aku saat aku baru masuk SMA favorit di kotaku. Nenek begitu bangga mendengarnya. Dua hari sebelum Nenek pergi meninggalkan aku, ia memberikan sweter hasil rajutannya sendiri pada ku sebagai hadiah atas usahaku masuk ke SMA. Aku tak menyangka kalau sweeter itu adalah pemberian Nenek yang terakhir. Sangat menyedihkan memang, kehilangan orang yang kita sayang, tapi apa boleh buat itulah hidup ada kelahiran pasti ada kematian.
“Tuhan … tolong jaga Nenek aku dengan baik seperti selama ini dia telah menjaga aku!!” batin ku memohon pada Tuhan, akupun tak sanggup untuk menahan air mata yang keluar.
“Nak … kenapa kamu menangis? Apa Nenek merepotkan kamu?” tanya Nenek itu membuat lamunan ku tentang Nenekku buyar.
“Ngak kenapa-kenapa koq Nek, Nenek ngak merepot kan aku !!” jawab aku sambil menghapus air mata
“Kamu jangan bohong sama Nenek, Nenek tau kalau Nenek ini merepotkan kamu, Nenek minta maaf sama kamu, Nenek cuma pingin makan, soalnya Nenek ngak punya uang buat beli mkanan!!” seru Nenek itu sehabis makan.
“Kan udah aku bilang Nek, kalau Nenek ngak merepotkan aku, Nenek ngak perlu minta maaf segala, aku ikhlas koq membantu Nenek!!” balasku
“Terima kasih ya Nak, kamu sudah memberi Nenek makanan, orang tua kamu pasti bangga mempunyai anak sebaik dan secantiq kamu!!”
Aku hanya tersenyum mandengarkan kata-kata Nenek itu
“Oya Nek, aku boleh bertanya ngak??”tanyaku sambil berjalan ke kultas mengambil air minum
“Boleh, mau bertanya apa nak??”
“Anak-anak atau keluarga nenek dimana?”tanya ku, kembali duduk mendekati si Nenek yang kini membisu mendengar pertanyaan dari ku. Dengan berat hati dan raut muka yang sangat sedih Nenek menceritakan dimana keluarganya, dan ternyata Nenek itu hidup di dunia ini sebatang kara, tidak mempunyai siapa-siapa, anak dan cucunya meninggal akibat kebakaran, rumahnya, harta benda yang ia punyai musnah di lalap api, tidak ada yang tersisa dan hidup kecuali dia sndiri. Sekarang hidupnya terlunta-lunta dijalanan, meminta sesuap nasi kepada orang yang ia temui dijalanan, tidur entah dimana dan tak sering pula dia dihina, dimaki oleh orangorang yang tidak mempunyai hati, sungguh menyedihkan nasib Nenek itu. Shabis menceritakan nasib hidupnya, Nenek itu meminta diri pamit dari rumah aku.
“Nek, gimana kalau Nenek tinggal dirumah aku, kebetulan aku tinggal sendiri dirumah, Mama dan Papa dinas keluar kota!!” seru ku saat Nenek itu berjalan meningalkan aku.
“Tidak usah, Nenek tidak mau merepotkan kamu lagi, sudah cukup kamu meberikan Nenek makan, Nenek sudah senang!!”balasnya
“Tapi Nek, Nenek mau tinggal dimana? Lebih baik Nenek tinggal bersama aku, aku janji akan menjaga Nenek dan merawat Nenek seperti Nenek aku sendiri!!Papa dan Mama juga ngak akan keberatan kalau Nenek tinggal disini!!”pintaku
“Terima kasih kamu sudah baik pada Nenek tapi lebih baik Nenek tinggal dijalanan saja!!”
“ya udah kalau itu maunya Nenek, aku tidak bisa memaksa tapi Nenek janji ya tiap hari Nenek main kerumah aku, kalau aku ngak ada dirumah, Nenek tungguin aku sampa pulang ya, Nenek janji sama aku!!” pinta ku memelas
“Iya Nenek janji, Nenek akan sering-sering main kesiini!!”balas Nenek tiudan mencium kening aku. Aku merasakan kalau ciuman itu sama seperti ciuman Nenek ku yang aku rindukan. Nenek itu pun pergi meninggalkan aku terpaku didepan pintu dengan lamunanku semasa kecil bersama Nenek ku.
***
Setiap hari Nenek itu datang kerumah aku, aku senang sekali, karena aku mendapatkan seorang Nenek lagi. Nenek itu menemani aku, bercerita berbagai macam hal, seperti Nenek aku sewaktu ia masih hidup. Oya aku diajari menyulam lho sama Nenek itu, Ya Tuhan rasanya seperti Nenek aku sendiri.
Namun satu minggu kemudian Nenek itu tidak lagi kerumah aku, aku sedih. Aku mencari Nenek itu ketempat biasanya ia berada, tapi Nenek itu tetap tidak aku temukan. Aku benar-benar panik, perasaan aku ngak enak, aku ngak mau kehilangan sosok seorang Nenek untuk ke dua kalinya. Ku telusuri lorong-lorong kumuh tempat ia tinggal, ku tanyai satu persatu orang-orang yang mengenalnya tapi tak seorangpun tau kemana ia pergi sekarang “ Tuhan … kemana aku harus pergi mencari Nenek itu lagi??” batin ku
Ku pandangi jalan yang begitu sesak, di kejauhan ku lihat orang-orang pada berlarian ke persimpangan, katanya sich ada nenek-nenek yang ketabrak truk saat menyebrang. Esstt, jantungku berdetak kencang mendengarnya, akupun ikut berlar kekerumunanan orang-orang itu.
Aku mematung tak berdaya melihat siapa yang terbaring diaspal yang penuh dengan darah. Satu persatu air mata ku bercucuran, aku tak kuasa melihatnya.
“Nek … kenapa nenek pergi meninggalkan aku??” tanyaku pada tubuh yang terbujur kaku, tapi pertanyaan aku tidak ada jawaban.
Ketika ambulance datang dan membawanya kerumah sakit aku terus menangisi kepergian Nenek itu. Dirumah sakit Dokter mengatakan kalau Nenek itu telah meningal saat Truk menabraknya. Saat itu juga Dokter menyarankan agar Nenek itu segera dikuburkan. Dipemakaman yang hadir hanya aku dan pelayat lain yang mengenal Nenek itu. Sungguh Tuhan tidak adil padaku, ketika aku baru menemukan pengganti Nenekku, Tuhan mengambilnya lagi dari aku. Mengapa Tuhan mengambil orang-orang yang aku sayang? Entahlah, hanya itu jawabnya.




 created by : detasaja