Minggu, 28 Juli 2013

AXS



Cerita Ini permintaan dari salah satu teman BFI yang fanatik sama telenovela Amigos x Siempre. Ini hanyalah cerita Fiktif dan Khayalan belaka, jika ada kesamaan tokoh, tempat dan alur cerita ini merupakan suatu unsur kesengajaan. Sengaja di karang dan ditulis hanya untuk kesenangan belaka, tidak ada unsur lain yang terselip didalamnya. maaf jikalau cerita ini membuat pembaca semua ketawa cekikikan dan suatu hal yang lucu. Ini adalah kisah lanjutan hasil kumpulan karangan dan khayalan para anggota BFI yang iseng-iseng ngerumpi dan cerita-cerita dan terbentuklah sebuah cerita lanjutan dari telenovela AXS versi BFI . . . .



 

BOOK 1. BERKUMPULNYA 9 SAHABAT LAMA

10 tahun semenjak  pernikahan om salvador dan ibu guru melisa anna dan pedro hidup sebagai kakak adik. Rasa cinta anna ke pedro masih belum berubah walaupun itu hanya sebatas kakak adik. Begitupun Pedro, tapi Pedro berusaha untuk membuang rasa cintanya k anna entah bagaimanapun caranya termasuk meninggalkan anna dan pergi jauh ya pergi jauh. Sudah 5 tahun Pedro meninggalkan meksiko dan pergi k eropa untuk sekolah, sekaligus untuk melupakan  dan mencari pengganti anna dikehidupannya. Namun itu semua sangat sulit. Begitu juga anna, anna yang sekarang hidup bersama om salvador dan ibu melisa juga belum bisa membuang jauh-jauh perasaannya ke pedro yang telah ada semenjak kecil, rasa yang bukan sekedar rasa sayang terhadap kakak. Om salvador dan ibu melisa mengetahui hal itu merasa kasihan melihat anna , apalagi anna berubah k sifat nya dulu setelah mamanya meninggal, anna kembali menjadi anak pendiam, pemurung dan tertutup, tidak ada lagi senyum dan tawa terlihat di bibir anna. Sampai saat ini, anna telah menduduki tingkat akhir perkuliahan di fakultas seni dan budaya Universitas Autonom Meksiko. Apalagi semenjak neneknya oma Julia meninggal dunia 2 tahun yang lalu, bertambah tertutuplah anna.
Dikampus Anna seorang mahasiswa yang cerdas dengan IPK yang hampir sempurna, aktif organisasi, memenangkan berbagai lomba seni baik itu nyanyi, teater, musik dan lomba modeling dikampusnya. Banyak juga pria yang menyukainya karena ke misteriusan seorang anna capistran yang tertutup dan pendiam serta susah untuk di taklukan.
***
“Kak Anna, Bangun,,,Kak,banguunn...” sebuah suara membangunkan anna dari mimpi indahnya.
“Kakak ayoo bangunn udah jam berapa ini??kakak anterin aku ke sekolah dunk kak!!” rengek suara itu lagi sambil menggoyang-goyangkan tumbuh anna
“Silvana, kakak masih ngantuk, minta anterin sama papa kamu aja atau mama...” seru anna sambil menutup mukanya dengan selimut. Silvana nama dari pemilik suara yang membangunkan anna itu adalah anak dari om salvador dan ibu melisa yang berusia 9 tahun. Anna sekolah dikelas 4 SD tempat papa nya kerja, ya sekolah dasar swasta ternama di Meksiko SD Mundia, Sekolah warisan dari kedua orang tuanya Salvador dan sekolah tempat anna meraih kebahagiannya bersama sahabat-sahabatnya dulu. Persahabatan untuk selamanya, itulah semoboyan yang sering mereka ucapkan. Anna dulu mempunyai sahabat-sahabat yang baik hati memang kisah kasih di SD Mundial tidak akan dilupakannya. Apalagi pertama kali Anna bertemu dengan pedro, dan dari sana juga berawal kisah cinta mereka berdua sebelum mereka resmi menjadi saudara.
“Kak, Pedro.....” teriak Silvana berlari ke arah jendela. Spontan membuat anna berdiri dan berlari k arah jendela juga.
“Mana..mana kakak pedro??” tanya Anna. Melihat ekspresi Anna yang demikian Silvana cekikikan. “Kak Pedro masih di eropa kak,kakak ketipu...” ledek Silvana dan berlalu dari kamar Anna, dari luar kamar Silvana berteriak “ aku tunggu kakak 10 menit dari sekarang dibawah yaaaaa.....”
“Silvanaaaaa.....awas kamu !!!!” anna kesal telah dikibulin sama adeknya yang satu itu.
Ledekan dari Silvana membuat Anna termenung beberapa menit didalam kamar mandi, dia mengingat masa-masa dia seumuran Silvana, seorang gadis yang pemurung dan tertutup sampai pada akhirnya pedro datang bersama om salvador mengubah hidupnya. Dia merindukan masa-masa dulu, masa-masa kebersamaan dengan pedro, dengan sahabat-sahabatnya yang lain, Loudres, Renata, Huan, Patricia, Gilberto, Rafael dan yang terakhir si songong Santiago. Walaupun sifat teman-temannya berbeda satu sama lain, berasal dari latar belakang keluar yang berbeda pula, serta awal pertemanan mereka yang kurang baik tapi mereka mampu untuk tetap bersama-sama sampai mereka Lulus dar SD Mundial.
“Doarr...Kakak ngelamun apaan sich??” tanya Silvana ketika mereka makan berdua dimeja makan
“ngak ngelamunin apa-apa koq dek!!” jawab Anna
“ngak ngelamun apa ngak ngelamun? Hayoo...ngelamunin siapa?? Ngelamunin kak pedro ya??”ledek Silvana lagi
“ihsss,,kamu ini, sok tau deh...siapa juga yang ngelamunin abang mu yang satu itu...ongah!!” balas Anna
“ yakinnn ngak ngelamuni kak Pedro??”
“Ngaakkk!!!!”
“Yaudah kalau ngak.....tadi kak pedro nelpon aku lho kak,,,,,,”seru Silvana, membuat Anna berhenti ngunyah makanan
“terus Abang mu bilang apaan?ada nanya-nanya tentang kakak ngak???tanya anna
“Nah lho ketauan juga kan akhirnya,,kakak lagi mikirin dan ngelamunin kak Pedro..”tawa Silvana lebar. Membuat Anna tak berkutik dan mukanya memerah karena malu untuk ke dua kalinya dia dikibuli sama adeknya sendiri dalam beberapa menit.
“Ayo,,kita berangkat,,nanti kakak ceritain deh masa-masa kakak seusia mu yang mempunyai banyak sahabat dan petualangan-petualangan yang kami alami sangat menyenangkan...”seru anna meninggalkan meja makan dan membuat Silvana penasaran akan cerita kakaknya, setaunya Anna anak yang pendiam, sangat jarang mempunyai teman, jangankan sahabat teman datang kerumah aja tidak ada. “Kak anna yang cantik, tubuh yang indah kayak barbie, prestasi yang cemerlang, otak yang cerdas, apalagi coba yang tidak ada sama kak Anna, pasti banyak teman dan cowok yang naksir ke dia” pikir Silvana, tapi kenyataannya??kakak Anna tidak mempunyai teman dekat sama sekali, teman sih teman tapi ya sekedar teman secara formalitas dikampus dan kerjaan saja.
“Kak punya sahabat??” teriak Silvana penasaran dan berlari mengikuti Anna yang telah duluan berjalan menuju mobil “ Masak sich kak??setau aku kakak kan anaknya tertutup dan ngak ada teman”
“sembarangan kamu, sana masuk ke mobil”seru Anna sambil menjitak kepala Silvana
“Aww,,sakit kakak...” ringis Silvana masuk dalam mobil
“Cerita,,ceritaa,,,ceritaaiin dunk kak, katanya kakak punya sahabat-sahabat waktu sebesar aku, sekarang sahabat-sahabat kakak kemana??kenapa aku tidak pernah ketemu dengan sahabat-sahabat kaka itu??”tanya Silvana
“Kamu pernah dengar tidak kisah tentang sebuah kelompok AXS ?? dan kisah kenapa sekarang anak cewek dan cowok sekolahnya bisa bercampur, padahal dulunya sekolah SD Mundial itu adalah sekolah dimana anak perempuan dan laki-laki terpisah oleh sebuah tembok, dan peratiran itu sudah ada semenjak nenek mu sekolah disana...”tutur Anna
“Udah sich kak, Papa pernah bercerita padaku kalau sekolah itu mempunya tembok pembatas, dan tembok pembatas itu sekarang udah tidak ada lagi karena Papa udah merobohkannya, papa juga pernah cerita tentang kelompok AXS itu sama aku, papa sepertinya sangat bangga dengan kelompok tersebut, Papa bilang kalau anak-anak dikelompok tersebut sangat luar biasa, prestasi mereka, persahabatan mereka, dan petualangan-petualangan yang mereka lakukan ketika libur sekolah, mereka juga sering memenangkan berbagai kompetisi disekola dan membawa nama harum sekolah....”celoteh Silvana, Anna hanya tersenyum sambil mengendarai mobilnya menuju sekolah Mundial tempat kenangannnya bersama para sahabat-sahabatnya di AXS.
“Kamu tau tidak siapa-siapa saja orang-orang yang ada di AXS itu??”tanya Anna
“tidaaakk,,”Silvana menggeleng-gelengkan kepalanya “Papa tidak pernah menceritakan siapa-siapa saja mereka, bahkan di sekolahpun tidak ada foto-foto mereka, yang ada cm foto kak anna dan kak pedro dikelas bersama teman-teman kakak, itu saja” Anna kembali tersenyum, ya memang disana tidak ada terpajang foto mereka, khusus bersembilan, tapi foto mereka dengan teman-teman sekolah, karena itu hanya sebuah kisah masa lalu yang tidak patut diketahui siapa orangnya, tapi yang patut diketahui ada kisah dan motivasi dari semuanya. Tapi dibalik itu semua Anna menyimpan banyak foto dan rekaman bersama para sahabatnya, baik ketika mereka bersedih dan tertawa, rekaman di memori otaknya Anna dan foto di album dalam lemarinya.
“Ini....”Anna mengeluarkan dompet dari dalam tasnya
“Assiiikkk..kakak anna ngasih aku jajan....”pikir Silvana
“Sembarangan,,bukan itu maksud kakak ngasih dompet k kamu, tapi kamu liat foto yang ada dalam dompet itu...”celutuk annna masih konsetrasi nyetir mobil.
“foto apaan kakak??”tanya Silvana penasaran dan membuka dompet anna “mereka ini siapa kak??sahabat-sahabat kakak yang kakak ceritain itu???nah lho ini kan kak pedro kak dan pak guru Huan, jadi Pak Guru Huan itu Sahabat kakak juga ??”
“ Ya, benar, ini adalah sahabat-sahabat kakak dulu seusia kamu...disebelah kakak itu kak loudres, di sebelah kaka pedro namanya kak renata terus sebelah kaka renata itu namanya kak patresia, dibelakanganya kakak patresia ada cowok namanya Rafael, dibelakang kak loudres itu pak guru huan yang kamu bilang tadi, terus, sebelahnya Santiago, itu murid paling songong dan nyebelin di kelas, Pedro sama dia sering berantem, dia anak orang kaya yang belagu, teman-teman yang lain ngak suka liat dia belagu, tapi sebenarnya anaknya baik, terus disebelah santiago Gilberto kakaknya Renata, karena dulu dia ada keterbatasan dalam bicara, ya rada-rada gagap gitu deh makanya dia terlambat masuk sekolah,,”celoteh Anna yang sebentar lagi hampir sampai di sekolah
“Ini-ini tulisan AXS ya kakak??jangan-jangaaaannnn???”
“Ya, itu lah AXS, yang sering diceritakan sama papa mama mu, dan sejarah sekolah Mundial, AXS yang artinya Sahabat untuk selamanya,,dalam bahasa spanyol Amigos Para Simpre disingkat jadi AXS......”jelas Anna. Silvana hanya bisa ngangap dengan mata melotot memandangi foto yang ada di tangannya. Jadi selama ini kakak yang di puja-puja nya itu salah satu anggota AXS yang sering diceritakan orang tua nya.
“Sekarang mereka ini dimana kak?kenapa aku tidak pernah melihat mereka??”tanya Silvana
“beberapa diantara mereka ada koq dikota ini, dan ada juga kayak Pedro, ninggalin kakak ke eropa . . . .”jawab Anna
“ckckckc,,,,curcol neh ceritanyaa....hahahaha”Silvana ngakak menjadi-jadi, tiba-tibaaa......mobil Annna berhenti mendadak dan membuat Silvana berhenti tertawa....
“Kakak.....!!!!Kalau mau Rem mobil bilang-bilang dunk,,sakit kak, kejedot!!”protes Silvana
“Gih sana turun...dah sampai......”
“yaudah aku turun dulu yaaa,,,bye kakak ku yang cantik.....”keluar dari mobil dan menuju gerbang, digerbang Anna melihat sosok seorang Pria yang bertubuh tinggi semampai dan bada agak bongsor, Anna tersenyum kepadanya dan Pria itupun membalas senyumannya.
***
Anna mengambil dan memasang kaca mata lalu keluar dari mobilnya. Memasuki gerbang kampus semua mata pria tertuju ke Anna.
“Na, muacchh..” seru seorang Pria dari pojokan
“Anna, bagi nomor hape nya dunk....”seru yang lainnya.
“Wechat juga ngak apa deh . . .”yang lainnya nyambar
Tapi sayangnya anna tak menghiraukan godaan dari mereka semua, toh udah biasa, udah makanan sehari-hari. Anna berjalan menuju sebuah taman dan duduk disebuah pojokan sambil membuka dan membaca buku kuliah mata pelajaran sejarah seni sambil mendengarkan aerphon ditelinganya.  Beberapa bulan lagi Anna akan menghadapi sidang akhir kelulusan jadi akhir-akhir ini Anna lebih sering menyendiri dan membaca buku, memang sich Anna hampir setiap hati membaca maklum aja, anna anaknya selain terkenal dikampus sebagai Ratu kampus yang jarang bicara dengan mahasiswa sesamanya kecuali kalau ada perlu, anna sering menyendiri menikmati suasana dengan membaca buku. Walaupun dikenal sebagai ratu kampus karena kecantikan dan prestasi yang dimilikinya Anna tidak pernah sombong, tinggi hati bahkan tidak pernah merendahkan orang. Itulah yang membuat orang-orang dikampusnya kagum dan penasaran akan seorang sosok Anna yang misterius.
“Na....”sebuah suara bernada berat memanggil namanya, tapi tak dihiraukannya
“Na...Anna..anna..”suara itu semakin lama semakin meninggi
“Anna capistran....!”Teriak suara itu dan membuat anna memalingkan wajahnya.
“Eh, elo Fabi . . . . loe ngagetin gua aja. . . ada apaan sich?!?” seru ana rada-rada kaget
“Orang panggil-panggil dari tadi kagak dengar loe, ya jelas aja gue teriak lagi di kuping loe...!!!”balas Fabian kesal. Fabian satu-satunya orang yang dekat dengan Anna dikampus, bukan berarti ada hubungan spesial ataupun sahabatan, mereka hanya sebatas teman kerja dan kuliah. Fabian adalah ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Di fakultas Seni dan fabian lah yang mengatur segala kegian anak-anak di fakultas seni, mulai dari mereka lomba nyanyi, teater, modeling, musik, karikatur, melukis,  dan lain sebagainya, Fabian juga salah satu Asisten dosen dimana dosen-dosen percaya kepada fabian untuk mengelola semua jadwal yang ada di Kampus, termasuk jadwalnya Anna. Dikarena Anna adalah Artis nya, Artis dipanggung teater, Artis di Nyanyi, dan Model. So, jadwalnya Anna dikampus sudah tersusun rapi oleh Fabian.
“Iyaa,,sorry deh sorry, gua lagi asik membaca,,ya loe tau aja deh bentar lagi kan gua mau sidang, jadi gua mesti prepare dari sekarang, takutnya nanti di saat gua sidang, ada jadwal dari elo...!!!”
“Nah itu dia,,kebetulan loe bilang ada jadwal dari gue,,emg sekarang gue nemuin loe karena ada itu..tuhh...hehehehe...”cengenges Fabian
“Tu kaann,,udah ketebak juga kalee...loe kan nemuin gue cm bilang ada jadwal terus,,emangnya ada jadwal apaan sich??manggung dimana???”balas anna
“yupz, manggung di sebuah acara kedutaan di Brazil, disana ada acara penghargaan terhadap artis-artis senior yang telah lama mengabdikan dirinya didunia seni, tapi disana loe ngk nyanyi ataupun acting, tapi disana loe menjadi komposer yang memadu okestra gitu deh....!!”celutuk Fabian membuat anna benar-benar kaget bukan main
“Apaaa....????jangan becanda deh loe....!!!gua mesti k Brazil . . . ??gua jadi komposer dan sebuah acara bergengsi disana....??akhh....ngak...ngakk...ngak mungkin gue...!!jangn deh....!!”kilah anna
“serius gue na, ini buktinya....loe ditunjuk sama Profesor Rahmi untuk mewakili sekolah kita menjadi komposer disana....!!”fabian menyodorkan sebuah Amplop putih. Anna membuka Amplop tersebut dan benar mata Anna benar-benar terbelalak besar, ketika dia membaca sebuah tulisan “ . .. . . . sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dan sidang akhir . .. . . .” jantung Anna ketika itu hampir saja mau berhenti berdetak, terasa itu adalah ujian dan tantangan terbesar dalam hidupnya,,tak sanggup rasanya ia menjalani tugas tersebut, apalagi tugas untuk ujian akhir dari dosen pembimbingnya.
“oH,,tidaaakkk....amppuunn deh gue sama dosen gue yang satu ini.....!!!”nepok jidad “gue mesti ngapain Fabi??apaa,,apa yang harus gue lakuin untuk skripsi gue ini??gue benar-benar nol pemahaman tentang komposer, yg gue tau ini cm piano, keybord, gitar, drum, biola, terus gue mesti mimpin orang-orang main musik gitu???harus gitu??ini tidak bisa dibiarkan,,tidak bisa,,gue mesti nemuin profesor Rahmi..harus...!!”ccelutuk Anna tanpa titik koma “oya, loe tau dimana profesor Rahmi sekarang??”tanya Anna membuat Fabi melongo, jarang-jarang Fabian melihat Anna sepanik ini, seorang Anna yang dia kenal tidak pernah sepanik ini menghadapi hal apapun, sekarang??inikah sisi lain seorang Anna??pikir Fabian
“Ada tuh, diruangan Dosen, lagi mencari mangsa untuk tugas selanjutnya”
“oke, sekarang gue mesti nemuin pembimbing guen dulu, gue mesti protes....”
“eiiittt...tunggu dulu”seru fabian
“apaan lagi sich??”
“loe kenal Profesor Rahmi kan??apa loe yakin loe mau protes??”tanya Fabian, dan pertanyaan itu membuat ana menghentikan langkahnya dan berpikir.
“Bodoh, gue ngak peduli!!!pokoknya gue mau bicarasama profoser Rahmi dulu” seru anna meninggalkan Fabian sendirian dengan menggeleng-geleng kepala melihat tingkah Anna yang bin Ajaib tiba-tiba itu.
***
Di Ruangan Dosen.
“Udah saya bilang tidak bisa!!!”teriak salah seorang diantara Dosen yang ada didalam ruangan tersebut. Membuat suasana didalam ruangan menjadi tegak, semua mata tertuju ke arah meja disebelah pojok kanan terdiri dari 2 orang yang saling berbicara.
“tapi buk, saya mohon ibuk pertimbangkan lagi keinginan ibuk menugaskan saya k Brazil untuk memimpin okestra tersebut buk, saya mohon, saya tidak mempunyai skill dalam hal menjadi komposer buk....!!”seru salah seorang dari mereka yang saling cakap
“oleh karena itu anda belajar dan berusaha!!!saya tau anda mampu melakukan hal itu makanya saya menugaskan anda untuk ke sana, atau anda saya nyatakan tidak lulus dari sekarang??”ancam Profesor rahmi nama salah seorang diantara mereka berdua. Profesor yang terkenal tegas dan kata-kata tidak bisa dibantah. Profesor yang perfeksionis, setiap mahasiswa menghormati dan takut sama dosen yang satu itu. Apalagi masalah bimbingan dengannya, waduh, ada-ada saja kejutan yang dibuat oleh Profesor Rahmi. Beliau tidak segan-segan merintahkan mahasiswa bimbingan untuk pergi penelitian keluar negeri dan meneliti hal-hal yang tidak diduga oleh dosen-dosen yang lain. Sekarang giliran Anna yang menjadi mangsa dari Beliau. Mendengar kata-kata tersebut, Anna hanya bisa diam beribu bahasa, tidak bisa menjawab dan mengelak lagi atas perintah Beliau.
“jangan buk, jangan nyatakan saya tidak lulus buk...”
“makanya apa yang saya suruh lakukan..!!”
“ya buk, saya akan melakukan apapun yang ibuk perintahkan, asalakan saya bisa sidang akhir buk”
“ehhmmm..baiklah, sekarang ini yang harus kamu pelajari dan yang harus kamu lakukan selama penelitian kamu di Brazil..”seru Profesor Rahmi sambil menyodorkan sebuah buku yang sangat tebal beserta surat tugas.
“ ya buk, terima kasih buk....”seru ann melemas “kalau begitu saya pamit buk” berlalu meninggalkan ruangan dosen dan Profesor Rahmi dengan senyum sumringah tanda puas.
Anna berjalan dengan melemas menuju taman. Sesampainya ditaman Anna menselonjorkan kakinya dan menarik nafasnya panjang sambil ngoceh sendirian. Dikesendiriannya dan kesibukannya ngoceh, tiba-tiba ponselnya berdering.
“Halo, siapa neh??”seru Anna rada-rada jutek, karena nomor yang masuk tidak ada di list kontak Handponenya.
“Haduuhh neng, jangan jutek gitu dunk jawab telepn dari saya..”seru suara seseorang yang cemprengnya minta ampun disana
“Maaf, saya lagi kesal ini, ditambah lagi anda menelpon disaat tidak tepat, ngomong-ngomong anda siapa ya??” seru anna sambil bolah balik buku yang diberi pembimbingnya tadi
“Ya ampun, si neng ini kagak mengenalin suara saya ya,,aduhh,,hayo siapa tebak???”balik bertanya
“Mana saya tau,,,”jawab anna tambah kesal
“Ini gue, RENATA,, R, E . . . RE, N,A . . . NA, T,A . . . Ta ....RENATA . . . masih ingat loe sama gue . . .??”balas pemilik suara cempreng itu
“O. . .  O . . .” balas Anna rada-rada ngak konek karena sibuk ngebaca tulisan dihalaman pertama bukunya.
“Hanya itu tanggapan loe ke gue ??? hanya O . . . O . .  aja ???”seru Renata kesal mendengar jawaban Anna “capek-capek gue nelponin elo dan mau ngasih kabar gembira, tanggapan elo Cuma O . . .O . . . udah kagak pernah ngubungin gue, kagak pernah ngasih kabar, terus ketika gue nelpon tanggapannya sinis gitu . . . Udah pintar loe ya sama gue sekarang ??” seru renata lagi dengan nada yang lebih tinggi, mendengarkan orang diseberang sana marah-marah ngak jelas, anna baru konek kalau yang menelpon dirinya adalah Renata sabahatnya waktu kecil dan sudah 10 tahun tidak ketemu, jangankan ketemu dengar kabarnya pun tidak pernah.
“R.E.N.A.T.A . . . . .wah gue ngak nyangka loe nelpon gue, apa kabarnya loe, dimana loe sekarang?apa aja kegitan loe?dapat nomor Handpone gue dari siapa?udah punya anak berapa loe?bla..bla..bla...bla...!!”tanya Anna tanpa titik koma dan menutup buku.
“Eh Non Anna, kalau bertanya itu satu-satu aja kenapa?? Ini ngak, mana yang mesti gue jawab??pusing gue.....”
“Hehehe...iya maaf, gue kaget aja, tiba-tiba loe nelponin gue!!padahal gue udah kehilangan jejak loe....”
“gue ngak kemana-mana koq, cm keliling-keling dunia aja,,hahahaa..becanda,,,kabar gue baik, loe sendiri ? kayaknya loe lagi sibuk ya ? menurut kabar yang gue dengan Bu Julia udah meninggal dunia?? Maaf ya Na, gue kagak sempat menjenguk”
“Ehhmmmm...panjang deh ceritanya Re...sekarang gue lagi nyelesain Tugas Akhir buat sidang kelulusan, loe sendiri apa kegiatan loe ??”
“Kegiatan gue sekarang??? Gue sekarang jadi tukang jahit..hehehe..”
“Tukang Jahit maksud loe apaan???”
“Ya tukang Jahit lah Non Anna, yang bikin-bikin baju gitu,,,”
“wah,,loe udah bisa bikin usaha sendiri yaa....dimana loe sekarang??”seru dan tanya Anna
“ngak juga akh, gua merantau kenegeri orang, oya dalam minggu besok gue mau pulang kampung, loe ada dirumah kan?” jawab dan tanya renata balik
“Sepertinya iya, gue masih di rumah...emg loe merantau kemana??”
“lah koq sepertinya iya, emang loe mau pergi ya???kemaren-kemaren ne kan gue pindah ke Amerika bersama keluarga gue...”
“o...oo..jadi loe selama ini tinggal di Amerika, pantesan tidak ada sedikitpun kabar yang gue dengar dari loe, oya Gilberto Apa kabarnya ??”
“kabarnya baik juga, eh, udahan dulu ya Non Anna, ada langganan gue nunggu...!!Baye...Mucchh” Tut..tut..tuut..tuutt..”
“Kebiasaan anak ini nutup tlpn tiba-tiba kagak pernah berubah dari dulu ya,,dari kecil udah dibiasain kayak gitu, gedeknya ya kayak gini,,”Gerutu Anna.
***
Disekolah mundial, seorang anak berjalan sendirian melewati lorong-lorong kelas sambil memikirkan suatu hal. Sampai lah disebuah ruangan kelas musik. Di perhatikannya satu persatu peralatan musik yang ada disana, mulai dari gitar, drum, biola, keybord dan piano. Beranjak kesebuah lemari kaca yang berisikan piala kejuaraan musik yang didapatkan oleh AXS sebagai perwakilan sekolah Mundia dalam kontes musik antar sekolah di Meksiko. Sampai dia menemukan sebuah buku yang berisikan note lagu untuk piano. Dan sampailah dia kesebuah halaman dengan note yang pernah dia dengar “sepertinya ini lagu yang sering dimainkan papa dan kakak anna deh, ya ini memang lagu itu” pikirnya. Bergegas Silvana pergi ke tempat piano dan memainkan jemarinya disana, sambil bernyanyi mengikuti lirik yang ada dalam lembaran buku.
“Ha nacido un Sol apartir de hoy
que ilumina mi Alma

Eres tu mi tierno Amor
que abre la esperanza en mi
siento en tu fragilidad mi Amor
algo que no se entender

¿CĆ³mo enseƱar te Yo?
a cuidar tu CorazĆ³n
a buscar lo que es mejor
mi Amor...

Mi Angel de Amor”
Silvana asik dan terhanyut dengan lantunan lagu yang dinyanyikannya itu, sampai berulang kali dia mainkan. Tak sadar ada seseorang diluar sana memperhatikan permainan dan lagu yang dinyanyikannya “Anak ini memang mempunyai bakat seperti kedua orang kakaknya dan bakat Ayah nya juga” pikir orang itu. Selesai Anna memainkan piano orang itu masuk dan memberikan tepuk tangan
“Hebat . . . ternyata kamu bisa bermain piano juga” seru orang itu
“Eh, bapak . . . sejak kapan bapak memperhatikan saya main piano??”tanya Silvana
“sejak dari tada, kebetulan saya lewat dan mendengar suara orang bernyanyi dari ruangan ini, saya perhatikan ternyata kamu” jawab orang itu
“Iya pak, saya Cuma iseng-iseng saja, bernyanyi dan mainin piano ini, maafkan saya ya pak, sudah mengganggu karena sekarang bukan jadwal pelajaran Musik . . . . “ seru Silvana
“Ngak apa-apa, ruangan ini bebas koq, diapakai oleh siapa saja dan kapan saja murid yang ada disekolah ini, suara kamu bagus juga, mengingatkan bapak kepada seseorang, orang itu sering juga menyanyikan lagu ini.....” balas orang itu lagi
“Akh pak Huan bisa aja, ngak koq pak, suara saya standar...hayo..siapa tu orang nyaa..kekasih bapa ya...??”tanya Silvana usil
“Bukan,,bukan kekasih bapak,,tapi sahabat bapak waktu seusia kamu,,dia sering memainkan lagu ini dengan piano, dia jago main piano, suaranya itu bagus, power dan tinggi. . .”jawab pak huan, salah seorang guru musik di sekolah Mundia.
“Ya pak, aku tau koq siapa orangnya,,kak Anna kan??kakak ku..Aku sering dengar kakak Anna mainin lagu ini..Kakak Anna sahabat Bapak waktu kecil bukan??kak Anna pernah cerita ke Aku pak, kalau bapak dan kakak Anna sahabatan, tapi koq bapak ngak pernah ngobrol dengan kak Anna atau apa lah ??”
“Ngak juga, bapak sering koq ngobrol dengan kakak Anna, kamu aja yang ngak tau, bapak juga sering ngobrol sama abang kamu Pedro, oya, apa kabarnya abang mu itu??
“Kabar baik pak, sekarang kakak pedro udah jadi penyanyi di Eropa,,,hehehe....tapi sayangnya semenjak kakak pedro pergi ke Eropa kakak Anna jadi sering murung dan Pendiam pak . . .”
“Ehhhmmm,,,”senyum Huan
“Lha koq bapak malah senyam-senyum??”tanya Silvana
“Hahaha..kamu belum tau ya? Kalau abang mu Pedro dan Anna itu saling Mencintai dari mereka kecil . . . tapi ya itu, semenjak Pak Kepsek Menikah Pedro dan Anna jadi Saudara dan Cinta mereka jadi cinta terlarang . . . .” celoteh Huan
“Oooo....gitu ya pak, aku baru tau dari bapak kalau kakak Anna dan kakak pedro itu saling cinta, pantesan aja ketika aku ngejahilin dan nyebut-nyebut nama kakak pedro ekspresi wajah kakak anna langsung berubah 180 derajat...kadang sumringah dan kadang buram...”
“Awalnya mereka itu biasa aja, Anna seorang gadis pendiam dan pemurung,,ya seperti yang kamu kenal sekarang, Anna memang udah dasarnya seperti itu tertutup juga, disekolah ini Anna punya 1 orang teman dekat namanya Loudres, dan 2 orang yang tidak menyukai Anna sering ngusilin Anna, bikin Anna selalu dimarahin Guru-guru disini, menfitnah Anna dan lain sebagainya, apalagi ketika itu kepala sekolah bapaknya Anna yang kejam dan diktator, ketika pedro datang ke Meksiko sama Pak Salvador, Anna mulai berubah, menjadi Anak yang periang, cerewet dan suka tertawa dan tersenyum, pokoknya berubah deh. Bapak sebenarnya bukan murid di sekolah ini, bapak hanyalah cucu dari penjaga sekolah disini, bapak tak di ijinkan bersekolah karena biaya dan lain hal, sampai yang menjabat sebagai kepsek disini pak salvador bapak di ijinkan mengikuti segala kegiatan disekolah ini. Ya seperti yang kamu lihat, banyak kegiatan yang kami lakukan, mulai dari diadakannya festifal musik, renang, futsal, dan petualangan-petualangan seru lainnya...sampai suatu hati kami mau liburan pesawat yang kami tumpangi kehabisan bahan bakar dan jatuh, untungnya kami bisa menyelamatkan diri dari kecelakan dan tersesat disebuah hutan. Dan dihutan itulah cinta Pedro bersemi ke Anna...hehehee .. . “ celetuk Huan panjang lebar, membuat Silvana nguap . . .
“dan kak Anna juga??”
“Saat itu Anna belum merasakan hal yang sama,,,terus kak pedronya udah nyatain perasaan nya ke kakak anna??”
“Nah itu dia, dasar si Pedro dodol, susah untuk menyatakan cinta, dan hampir salah orang pula lagi buat nyatainnya...tapi pada akhirnya pedro punya keberanian buat nyatain lewat sebuah lagu.....”
“lagu??lagu apaa??wahh kakak pedro Romantis juga yaaa......”
“hehehe...cb kamu balik halaman di buku note itu dan cari yang judulnya Paso, paso .. .  itu judul lagu yang di nyanyiin Pedro ke Anna...Nyanyi khusus mereka berdua....”
Silvana membolak balik buku dan menemukan Lagu yang di maksud
“wah pak, lagunya romatis amat,,,,,”
“No se q me pasa contigo
q no soy la misma de ayer
ahora yo encontrado un motivo
para tenerte en mi ser.

No se lo q tengo en el alma
no recuerdo donde te vi
esta sensacion q guardaba
latiebdo en mi pecho sintiendo por ti

Paso, paso
eres mi sueƱo de amor
paso, paso
llenos de amor tu y yo.

Yo te busco con la mirada
y es q yo suspiro por ti
como si en las nubes volara
se me hace tarde para vivir.

Paso......

No hay nada mas q hablar
los dos somos tal para cual
nuestra historia ya empezo
y en solo un segundo.

Paso.......”
Silvana mencoba memnyanyikan lagu itu dengan sembarangan Nada.
“bukan seperti itu Anna...kayak gini . . .”seru huan ketika Anna sudah berhenti membaca liriknya
“No se q me pasa contigo
q no soy la misma de ayer
ahora yo encontrado un motivo
para tenerte en mi ser.

No se lo q tengo en el alma
no recuerdo donde te vi
esta sensacion q guardaba
latiebdo en mi pecho sintiendo por ti

Silvana nyambar ikutan nyanyi berdua dengan Huan.

Paso, paso
eres mi sueƱo de amor
paso, paso
llenos de amor tu y yo”
****
Dijalan menuju rumah sambil menyetir mobil Anna masih ngomel-ngomel atas kejadian yang terjadi pada dirinya hari ini. Tanpa sengaja ia melihat ada yang jualan es krim tepatnya Rumah es Krim, yang menjual berbagai macam jenis es Krim, dan kebetulan untuk meredam sedikit kekesalannya Anna berniat untuk membeli es krim sebanyak mungkin, bodoh urusan bentuk tubuhnya yang bakalan ndut setelah minim es krim. Setelah memarkirkan mobil, anna menuju kasir untuk memesan es krim, dan ternyata diluar dugaan, dompetnya tidak ada dalam tas. Dia balik ke mobil dan mengacak-acak seluruh sisi mobil tidak ada juga, kembali mengingat ternyata dompetnya terbawa sama Silvana. Tadi pagi kan Anna sempat nyodorin dompetnya ke Silvana. “Pasti kebawa sama tu anak,,isshh dasar Silvana....awas loe nanti yaaa....”gerutuk Anna dalam hati, kembali ke kasir.
“ Maaf buk saya tidak jadi membeli es krim anda, karena dompet saya ketinggalan dirumah” seru silvana memelas. Mendengar hal tersebut si kasir tidak terima, karena es krim telah dipesan dan telah diambilnya.
“barang yang telah dipesan dan dibeli tidak dapat dikembalikan, jadi anda harus membayarnya . . . .” seru petugas kasir itu. Wajah Anna langsung pucat dan tertunduk
“ tapi buk . . . . . . . . . . .”
“ini buk uang untuk membayar es krim yang di beli Nona ini, dan saya juga pesan satu es krim jumbo ya buk . . .”seru suara dari sebelah kiri Anna. Anna yang tadi kepalanya di tundukan sekarang menolehkan kepala ke sebelah kiri dan kaget melihat seorang wanita cantik berdiri disebelahnya.
“Peti . . . . .” seru Anna girang .
“hai cantik, sendirian aja neh . . . . ?” ledek patricia pemilik suara disebelah kiri Anna itu
“isshh...kamu lihat ?? sendiri kan ya iya lah sendiri, emangnya kamu lihat aku berdua ??” celutuk Anna. Petugas kasir memberikan 2 Es krim dan mengembalikan Uang sisa belanjaan ke Patricia.
“Yuk kita duduk disana dulu, sambil cerita-cerita..”seru peti
“ayuk,,”balas Anna
“es krimnya enak ya, udah lama juga kita tidak bertemu....!!”
“iya udah lama kita ngak ketemu, kamu sibuk ngapain sekarang??”tanya anna
“Aku kerja di Petroleos Mexicanos perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan di sini...hehehe...jadinya sering ngak ketemu sama kamu Na....”jawab Patricia.
“Wah . . . hebat . . . . kamu dah krja di perusahaan besar....”seru Anna kagum
“Aku kuliah di teknik perminyakan di UNAM dan pembimbing ku merekomendasikan aku kerja disana.....”
“kamu kuliah di UNAM juga ??Aku kulyah di UNAM juga, Fakultas Seni budaya, tapi kenapa aku ngak pernah ketemu sama kamu ya??”tanya Anna lagi
“Iya ... ya ?? kamu kuliah disana juga ?? aku juga baru tamat baru selesai sidang 4 bulan yang lalu koq Na, habis sidang aku langsung kerja di Petroleos Mexicanos . . . . Ayah dan Ibu juga menyetujui aku kerja disana .. .”jawab Patricia
“Ayah . . . ? apakabar Ayah sekarang Peti ? udah keluar dari penjara ? aku kangen sama Ayah . . . Apa Ayah masih ingat sama aku ya ?” tanya Anna untuk kesekian kalinya lagi
“Ayah baik koq Na, Ayah keluar dari penjara baru 2 tahun yang lalu, kemudian Ayah menikah lagi dengan Ibu, Ayah masih ingat sama kamu, masak anaknya dilupakan, Ayah kangen juga tuh sama kamu, Ayah sering nanyain kamu ke Aku tapi aku bilang ya aku ngak pernah ketemu kamu lagi . . .” jawab Patricia lagi
“Aku amu ketemu Ayah boleh?kapan-kapan aku main ya kerumah kamu . .. . !!!”
“Ya boleh lah, masak ngak boleh, kita kan Saudara, Ayah aku ya Ayah kamu juga . . .”
“makasih ya Peti . . . . udah menganggap aku saudara kamu . . .”
“iya, kamu sahabat aku sekaligus saudara aku, walaupun aku sering kali ngusilin kamu dulunya...hahaha..karena dulu aku rindu akan sosok seorang ayah dan ternyata Ayah kamu ada lah Ayah aku juga” seru Patricia memeluk Anna.
*Kriiiinnnggg...krrriiinnnggg....* handpone patrecia bunyi.
“Ya, sayang, ada apa??jadi kita ketemuannya nanti??”seru Patricia ke orang yang menelpnnya
“Ngak, aku Cuma ingin mendengar suara kamu saja koq sayang, jadi dunk kita ketemuannya, aku kan kangen sama kamu, kamu sekarang lagi ada dimana? Biar aku jemput!!”balas seseorang ditelepon
“Aku kangen juga koq sama kamu yang, ini aku lagi sama Anna di rumah Es Krim dekat sekolah Mundial, kamu kesini aja, biar rame . . .”seru Paricia.
“Anna ?? Maksud kamu Anna Capistran??sahabat kita dulu, Pacarnya Pedro ?? Iya..iyaa..aku segera menuju kesana, tunggu aku ya sayang . . . muacchhh!!bye sayang....”
“iya, Anna Sahabat kita dulu, cepatan ya sayang. . . bye muaacchhh !!”seru patricia. Mendengar namanya disebut-sebut dalam obrolan sepasang kekasih di handpone anna penasaran dengan siapa sich peti berbicara, bawa-bawa kata sahabat kita ?? apa jangan-jangan itu Rafael ?? mereka pacaran juga ?? wahh  . . .
“Siapa??”tanya Anna
“Eh, iya maaf ya Na, barusan Rafael Nelpon aku . . .”jawab Patresia. Nah benar tebakan Anna.
“Jadi kalian berdua ????” tanya anna lagi penasaran, patresia Cuma nyengir senyam senyum manis
“Hehehe...iyaa...kami berdua pacaran sejak 9 tahun yang lalu, emangnya kamu dan pedro aja yang boleh pacaran, kita berdua juga kali....memang sich dulu aku ngak suka sama Rafael, tapi melihat perjuangannya hatikun luluh lantak . .  by the way pedro mana ?”jawab dan tanya patresia, dan jawabannya membuat anna terdiam dan murung, melihat ekspresi sahabat yang didepannya berubah, peti langsung menyadari ada kata-lata yang salah dengan ucapannya barusan.
“maaf na, kalau ada perkataan ku yang kurang mengenakan. . .” seru patresia
“ngak apa koq, aku Cuma mikir aja . . . . pedro gimana keadaannya sekarang ya??”balas Anna
“maksud kamu . . .?”
“ya, aku dan pedro udah ngak pacaran lagi semenjak Om Salvador Menikah dan aku jadi anak angkatnya buk melisa, berarti status aku dan pedro saudara, sesama saudara tidak bisa pacarakan kan? Perasaan kami ini sama-sama tidak bisa dibuang begitu saja, 5 tahun yang lalu untuk menghilangkan perasaan cintanya pedro pergi meninggalkan aku, pedro pergi kuliah ke Eropa dan tidak pernah kembali sampai sekarang, kabarnya pun jarang aku dapati, pedro tak pernah menghubungi aku, yang dia hubungin hanya Om Salvador, Ibu melisa dan Silvana .. . “ seru Anna Curhat colongan. Mendengar curhatan sahabatnya itu membuat Patrecia iba dan kasihan, kisah cinta mereka berdua yang fenomenal dulu sekarang berakhir seperti ini.
“Yang sabar ya Na, semua akan ada jalannya koq untuk cinta sejati, mana tau kamu menemukan cinta sejati yang lainnya...”balas patrecia
“tapi aku ngak bisa peti, aku ngak bisa jatuh cinta lagi . . .”seru ann berlinangan air mata
“kamu bisa koq na, kamu aja yang masih menutup hati mu untuk orang lain, kamu cantik, liat tuh dirimu dicermin,,,pasti banyak cowok yang tergila-gila sama kamu. . .asalkan kamu bisa menikmati dirimu sendiri dan menjalani hari-hari mu tanpa pedro, Move On Anna Move On, hari gini galauin Pedro yang udah ninggalin kamu . . . . kalau memang takdir kamu dan Pedro hanya sebatas saudara dan ngak bisa untuk lebih ya mau bagaimana lagi, pasti ada jodoh terbaik dari Tuhan buat kamu . . .”
“semoga ya peti . . .Makasih ya udah dengatin curhatan aku dan ngibur aku”balas Anna
“itu lah gunanya sahabat, mungkin udah takdir Tuhan pula kita dipertemukan sekarang ya, jadi aku bisa reunian sama sahabat lama aku . . . .”meluk Anna lagi. Disaat itu datang sebuah mobil mercedes yang dikendarain oleh seorang pria tinggi tegap dengan badan seperti Atletis.
“Hai sayang...” Seru pria itu ketika keluar dari mobil dan menghampiri Patrecia cupika cupiki
“Hai juga sayang . . .” ngebalas cupika cupiki tu cowok, ketika itu mata Anna terbelalak hampir keluar....dan berkata terbata “RA...RA...RAFAEL??”seru Anna
“Hai Anna . . . wah kamu tambah cantik aja....”goda Rafael, Anna tersipu
“kenalin Na, ini Rafael, masih ingat ngak ?? itu lho di gendut yang doyan makan dan sering ketauan sama pak neftali ketika makan roti dikelas waktu belajar. . . .”seru patrecia
“Tapi koq, sekarang ???”
“Tambah ganteng ya na? Cakep ngak ? ya iya lah siapa dulu dunk Rafael, koki terkenal sejagat raya...hahahaa.....”celutuk Rafael membanggakan diri. Anna hanya bisa cengengesan heran “Ini anak kagak berubah dari dulu . .”batin Anna.
“hehehe...iyaa...tambah cakep. Koq bisa ya ??”balas Anna.
“ya iya lah bisa . . .”seru rafael lagi . . .
Mereka bertiga menhabisakan waktu dengan cerita-cerita nostagia ketika mereka kecil dan kegiatan mereka masing-masing sekarang. Rafael yang sibuk mengelola sebuah restoran ternama di Meksiko dan patresia yang kerja di Petroleos Mexicanos. Sahabat-sahabat nya sekarang sudah pada sukses semua. Tanpa disadarinya malampun tiba. Mereka pun bubar ke rumah masing-masing.
***
Dirumah Anna tak menyadari ada seseorang yang sedang menunggu dirinya dari tadi siang. Sampainya di pintu Anna berteriak memanggil nama Silvana . . . .
“Silvanaaa...Silvanaa...dimana loe . . .. ??” teriak Anna mengagetkan seisi rumah.
“Ada apa Anna .. .baru pulang koq teriak-teriak “seru Bu Melisa yang baru saja dari dapur sambil memegang piring berisikan makanan untuk makan malam.
“Ini lho bu, saya dikerjain sama Silvana lagi, masak dompet saya kebawa sama dia??ngak bisa jajan kan saya seharian ini . . . lapar bu . . .”celutuk Anna berjalan mendekati bu Melisa dan mencomot salah satu makanan yang sedang dipegang bu Melisa terus berlalu sambil mencium pipi kanan Bu Melisa.
“Anna, kebiasaan kamu !!! udah ibu bilang cuci tangan dulu baru makan, jangan asal comot terus dunk!!!”seru bu melisa kesal
“Oke ibu . . .” balas Anna berlalu ke Kamar. Dikamar dia mendapati dua orang anak manusia yang sedang bercengkrama dengan asiknya, sambil membolak balik album foto diatas kasur kesayangannya yang sekarang udah terlihat acak-acakan. Kaget bukan main melihat sosok anak manusia yang sebaya dengan dirinya dan satu lagi sosok anak manusia yang udah biasa dia lihat.
“LOUDREEESSSSS . . . . . .. !!!”teriak Anna girang dan loncat memeluk sahabat paling dekat dengannya diantara yang lain.
“Aduhh,,aduuhh,,apa-apaan ini,,baru nyampe langsung peluk-peluk kayak gini, sakitt tau. .. . !!pakai teriak-teriak segala dekat telinga gue, kalau telinga gue budek loe mau tanggung jawab ??” celutuk Laudres kesal melihat tingkah sahabatnya yang satu itu
“Duhh,, Buk Dokter ini udah bisa ya kesal dan marah-marah??jangan gitu dunk buk, nanti pasiennya pada kabur kalau liatin wajah dokternya ini kayak monster gitu. .. !!”ledek Anna
“Apaaa??Monster??loe ngatain gue Monster ??Loe yang Monster...Moster Gidzilaa...hahahaa....”balas Laodres ngeledek Anna.
“Isshh,,loe..!”ngambil bantal dan memukul ke arah Loudres, untungnya Loudres siap siaga menghindar, dan sialnya kena ke kepala Silvana.
“Kakak Anna . . . sakit Tau ... !!”teriak Silvana ngebalas mukul Anna pakai bantal dan terjadi perang bantal sampai ketiganya capek dan berhenti.
“Tumben loe ke rumah gue ??”tanya Anna ke Loudres
“emangnya ngak boleh??”balas Loudres tanya balik
“ikh, loe, orang nanya malah balik bertanya . . .!!”
“tau ngak loe gue nungguin loe dari tadi siang, eh baru malam munculnya...udah habis ne makanan di rumah loe gue lindas loe nya kagak nongol-nongol.....”seru Loudres
“Maaf, tadi siang gue ketemu sama Patrecia dan rafael di Rumah Es Krim, ya udah kami ngobrol-ngobrol dulu . . .”
“Apa?? Loe ketemu peti dan rafael ?? loe ngak bilang-bilang ke gue sich ?? udah tau gue juga kangen sama mereka dan udah lama ngak ketemu sama mereka, yang sering gue temuin kan Cuma elo elo dan elo lagi, bosen juga gue.....!!”
“jadi loe bosen neh ceritanya nemuin gue???” Anna ngerasa
“Ya gitu deh,,,,,” jawab Loudres, dan ekspresi wajah Anna langsung berubah “gue becanda kali say, loe langsung ngerasa aja . . .”berubah lagi. Melihat ekspresi wajah kakaknya Silvana tersenyum bahagia, sudah lama Silvana tidak melihat kakaknya tertawa ngakak seperti ini, ditambah lagi kakak Loudres baru pertama kali dia temui, dan ternyata anaknya asik. Pantasan saja kakak Anna begitu kehilangan sahabat nya. Mungkin Cuma mereka yang bisa mengembalikan senyuman kak Anna lagi.
“wah kak anak ke rumah es krim ngak ngajak-ngajak aku. . . “sambar silvana. Membuat Anna ingat kalau dia mau ngomelin adiknya itu.
“Eh, iya..balikin ngak dompet kakak!!!!tau ngak kamu kakak mau beli es krim kagak pake uang gara-gara dompet kakak ngak ada.....!!!”
“Hehehe.....iyaa kakak,,ini...!!”seru Silvana nyodorin dompet Anna yang udah dia letakan dalam laci meja tidur Anna. Ketika itu terdengat cekikikan “Jadi loe beli Es Krim ngak pake uang . .. aduh malang nian nasib mu nak . .. “ledek Loudres
“Iya tuh, gara-gara anak yang satu tu, ngak bisa makan gue seharian tadi, tapi untung ketemu Peti disana ya peti yang traktir gue jadinya . . .”
“kan asik tuh kakak dapet gratisan es krim . . . aku mau akh dapat traktiran dari kakak patresia, aku mau ketemu sama kakak-kakak AXS” seru silvana sambil nunjuk foto dari album yang dia lihat bersama Loudres dari tadi siang “orang-orang hebat seperti kalian, aku benar-benar pingin ketemu, orang-orang yang membuat kakak ku yang cantik ini bisa tersenyum dan tertawa kembali, orang-orang yang dibanggakan guru-guru disekolah dan orang-orang yang sering diceritain sama papa dan mama”
“Wahhh,,kita di ceritain tu na, kita disangka orang hebat sama adek loe...padahal kita-kita cm anak-anak biasa yang ingin bermain dan butuh kasih sayang ya...!!”
“o.oh, tu cungut emg lebay, kita kan cuma ingin bermain dan berkatifitas layaknya seorang anak kecil yaa,,,andai kita bisa mengulang kembali masa-masa kita itu . . . .”anna dan loudres terhanyut dalam lamunan mereka masing-masing. Tiba-tiba anna tersentak dari lamunannya “loe ngak pulang??udah larut malam neh...ntar dicariin sama mama dan papa loe .. .”tanya anna membuyarkan lamunan loudres
“jadi loe ngusir gue ne ceritanya???kalau gue ngak mau pulang kek mana??loe pikir gue masih anak kecil yang diatur jam pulangnya??hellow nona Anna,,saya udah jadi gadis dewasa tau!!!”jawab loudres
“hahahaa....jadi loe mau nginap dirumah gue ??”
“ya iya lah . . . gue mau ngabisin waktu semalam dengan sahabat gue yang satu ini, emg ngak boleh??” Loudres balik bertanya.
“ya boleh lah,,ngak ada yang larang loe koq mau nginap disini,benar kan silvana..??”
“Assiikk kakak Loudres mau nginap disini,,,”peluk silva ke Loudres
“sebenarnya ini terpaksa sich,,habisnya loe pulangnya kemalaman jadi ya terpaksa gue nginap...hehehee...”
“biarin,,,terpaksa atau ngak terpaksanya yang penting loe nginap malam ne dirumah gue . .. !”celutuk Anna meluk Loudres dan Silvana. Dari luar kamar Anna terdengar panggilan
“Anna, Silvana,,makan malam yuk.....ajak sekalian Loudres makan...”panggil bu Melisa
“ya bu ... “balas Anna dari dalam kamar
“Asssiiikkk makan-makan,,,makan enaaakk ini...ehhhmm . . .”seru loudres bergegas keluar kamar dan berlari menuju ruang makan “siapa cepat dia dapaaattt...”teriak Loudres k Anna dan Silvana yang saling bertatapan “yang punya rumah siapa sich ya??”batin Anna.
***
Anna tak menyangka kalau hari ini selain hari sialnya dia ternyata hati baik juga, sial karena mesti ke Brazil untuk melakukan tugas dan penelitian sedangkan baiknya dia tak menyangka ketemu dengan sahabat-sahabat kecilnya di AXS. Sahabat yang bisa membuatnya tersenyum lepas. Mulai dari dia mendapatkan telepon dari Renata dan terakhir Loudres menginap dirumahnya. Sungguh hari yang sangat luar biasa. Tengah malam Anna terbangun dan melihat Loudres tidur pulas. Anna berjalan menju meja belajar dan membuka buku yang diberikan dosen pembimbing tadi siang. Anna menghela Nafas panjang. Haruskah aku membaca buku setebal ini? Di dihidupkannya PC dan Anna menjelajahi dunia maya, dia mencari bahan penelitiannya tetang seni dan kebudayaan bangsa Brazil serta tata cara menjadi seorang komposer.  Tanpa sengaja ia membuka situs di google tentang desaign-desaign baju yang cantik-cantik dan dia tertarik melihat salah satu baju yang anggun dan begitu cantik. Dibukanya web tersebut, dan apa yang dia lihat??gambar seseorang yang dia kenal dengan biografi disampingnya. RENATA seorang desaigner terkenal di Amerika telah menjual pakaian-pakain dan mendesagin pakaian untuk para artis Hollywood??”OH OMG . . . . jadi yang dibilang Renata Tukang Jahit itu, ini yaa??”batin anna. Di obrak-abriknya web tersebut. Sungguh salut. Pakaian yang dirancangnya benar-benar bagus tak ada sedikitpun yang cacat dan ternyata renata juga memiliki 1 rumah desaign dan 3 butik di Amerika. Menurut berita yang dibacanya di web tersebut Renata bakalan membuka cabang butiknya di Meksiko, minggu depan adalah hari peresmiannya. “Pantesan renata bilang dia bakalan pulang kampung minggu depan, ternyata sekalian ada kerjaan juga tu anak”batin Anna lagi. Diambilnya ponsel yang terletak dibawah bantal dan mengetik pesan singkat ke nomor Renata “Selamat ya atas peresmian butik baru di Meksiko, selamat juga atas kesuksesannya menjadi desainer terkenal” lalu menekan tombol send dan kembali tidur.
Pagi hari . . .
*Y todo lo que necesito es amor (belinda (she's outta control) Esta noche estoy peridendo el control (mister worldwide (she's outta control) Y todo lo que necesito es amor (now is touchig the sky (she's outta control) I lo lo lo lo love you I lo lo lo lo love you (how do u mami) I lo lo lo lo love you I lo lo lo lo love you - te quiero!*
Sebuah lagu remix dari penyanyi terkenal meksiko belinda feat Pitbull membangunkan dua sejoli yang sedang tidur pulas.
“Anna brisiikkk,,matiin hape loe gih...” teriak Loudres dalam keadaan sadar dan tidak sadar. Anna yang masih dalam alam bawah sadarnya mencari-cari dimana sumber suara brisik itu. Dan ketemu .  . . . dianggkatnya . . .  “halo, disini Anna, disana siapa??”tanya Anna dengan nada orang baru bangun tidur
“Woi, bangun woi, udah pagi . . . !!!” teriak suara cempreng yang sepertinya Anna mengenali suara itu. Dan tersentak kaget. Dilihatnya panggilan masuk tersebut, dugaannya benar dari Renata
“RENATAAAA . . . . . !! sialan loe bangunin orang sepagi ini. . ..!!”teriak Anna kaget dan spontan membangunkan Loudres yang tidur disebelahnya.
“Sekarang Loe mandi ganti baju dan jemput gue dibandara!!!!”perintah Renata seperti seorang Bos kepada anak buahnya.
“Eh,,eh,,maksud loe apaan ini??gue jemput loe dibandara??emangnya loe sekarang dimana??jangan-jangaaaannn . .. . . .!!!”
“Ya di Bandara lah gue sekarang sudah nyampe Meksiko neh, kepulangan gue dipercepat 5 hari sebelum jadwal yang direncanakan,,ayoo buruan jemput gue,,gue tunggu loe 20 menit dari sekaranggg....!!!” perintah Renata lagi dan “tut...tut...tut..tut..” sambungannya terputus . . . . “Renataaaa...kebiasaan deh orang belum selesai ngomong main matiin telepon gitu saja...”gerutu Anna melempar hapenya ke atas bantal
“Ada apaan sich na, loe ngomel-ngomel??yang nelpon tadi siapa renata ya??ada apa dengan dia???”tanya Loudres sambil ngusap-ngusap matanya
“Iya, tu anak yang call, minta di jemput di bandara, katanya dia sekarang udah sampai di Meksiko..main perintah aja tu anak nyuruh jemput . . . . .”seru Anna dan melirik ke arah Loudres dengan tatapan Aneh
“Eiitt..tunggu dulu, apa-apan ini maksud lirikan mata loe ke gue kyk gitu ??”
“Loe ikut gue sekarang, jemput Renata . . . . ngak ada cerita loe nolak nemanin gue . .. !!”seru Anna ngedorong Loudres masuk ke kamar mandi.
“Eh, tunggu dulu, gue mesti ke rumah sakit Na, ada pasien gue yang bakalan chek up . . .!!” Loudres ngelak tawaran Anna
“ngak ada cerita ngeles...loe mesti temanin gue, ntar gue antarin loe ke rumah sakit dan jemput loe lagi, mobil loe tinggal aja disini dulu!!!” menutuppintu kamar mandi, dan Loudres tak berdaya menolak permintaan Anna, lagian dia juga ingin bertemu dengan Renata juga.
***

BERSAMBUNG . . .